Jajanan Anak yang Layak Dicurigai
Untuk memahami apa itu jajanan anak, Organisasi Pangan Dunia (FAO) menguraikan definisinya. Definisi pangan jajanan menurut FAO (1991 & 2000) adalah makanan atau minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lain, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi atau di rumah atau di tempat berjualan. Makanan tersebut langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Jajanan kaki lima dapat menjawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik, dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sekitar lima persen anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Mereka lebih tertarik pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut. Jajanan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak sekolah.
Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak bahaya yang mengintai dari konsumsi pangan jajanan ini.
Sering kali anak-anak tertarik dengan jajanan sekolah karena warnanya yang menarik, rasanya yang menggugah selera, dan harganya terjangkau. Makanan ringan, sirup, bakso, mie ayam dan sebagainya menjadi makanan jajanan sehari-hari di sekolah. Bahkan tak terbendung lagi berapa uang jajan dihabiskan untuk membeli makanan yang kurang memenuhi standar gizi ini. Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%. Karena itu, dapat dipahami peran penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan.
Beberapa makanan dan minuman sebagai jajanan anak sekolah yang layak dicurigai adalah bakso, cireng, cendol, makanan ringan, gulali, jelly, dan minuman warna-warni. Untuk mengetahui lebih jauh aman dan tidaknya jenis jajanan anak tersebut, baca di artikel Hati-Hati Jajanan Anak Sekolah, Berbahaya!
Jajanan kaki lima dapat menjawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik, dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sekitar lima persen anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Mereka lebih tertarik pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut. Jajanan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak sekolah.
Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak bahaya yang mengintai dari konsumsi pangan jajanan ini.
Sering kali anak-anak tertarik dengan jajanan sekolah karena warnanya yang menarik, rasanya yang menggugah selera, dan harganya terjangkau. Makanan ringan, sirup, bakso, mie ayam dan sebagainya menjadi makanan jajanan sehari-hari di sekolah. Bahkan tak terbendung lagi berapa uang jajan dihabiskan untuk membeli makanan yang kurang memenuhi standar gizi ini. Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%. Karena itu, dapat dipahami peran penting makanan jajanan kaki lima pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Namun demikian, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan.
Beberapa makanan dan minuman sebagai jajanan anak sekolah yang layak dicurigai adalah bakso, cireng, cendol, makanan ringan, gulali, jelly, dan minuman warna-warni. Untuk mengetahui lebih jauh aman dan tidaknya jenis jajanan anak tersebut, baca di artikel Hati-Hati Jajanan Anak Sekolah, Berbahaya!